Thursday, August 22, 2019

PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI - FAKTOR PENYEBAB KORUPSI



RANGKUMAN
PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI
  

Faktor – Faktor Penyebab Korupsi
Dosen:
1.       Dra. Mega M., M. Biomed
2.    R. Fresley Hutapea, SH, MARS, MH
3.    Drg. Astuty,MARS

Disusun oleh:
Nama          : Rosita Budiawanty
NIM           : P3.73.34.1.16.111


POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
PRODI D III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
2017
Read more »

Labels:

Wednesday, August 21, 2019

SITOLOGI - Proses Pewarnaan Jaringan dengan Pewarna Hematoxylin Eosin (Laporan Praktikum)


LAPORAN PRAKTIKUM
SITOHISTOTEKNOLOGI

Nama
Rosita Budiawanty
NIM
P3.73.34.1.16.111
Judul Praktikum
Proses Pewarnaan Jaringan dengan Pewarna Hematoxylin Eosin
Hari, tanggal
Sabtu, 11 November 2017
Tujuan
Praktikum dilakukan dengan tujuan agar praktikan dapat mengetahui prosedur pewarnaan jaringan dengan pewarna Hematoxylin Eosin dan untuk mengamati perubahan yang terjadi pada jaringan dengan melihat perubahan pada inti sel.
Prinsip
Secara umum zat warna yang bersifat asam akan mewarnai bagian sel yang bersifat basa dan zat warna yang bersifat basa akan mewarnai bagian sel yang bersifat asam. Inti sel bersifat yang bersifat asam akan terwarnai dengan hematoxylin yang bersifat basa, sedangkan sitoplasma yang bersifat basa akan terwarnai dengan eosin yang bersifat asam.
Penggunaan HCl 0,4 % berguna untuk menurunkan intensitas zat warna hematoxylin. Litium krbonat digunakan untuk mengkonversi warna ungu hematoxylin menjadi biru. Sementara penggunaan Alkohol konsentrasi bertingkat dan air untuk menyesuaikan keadaan jaringan dengan pelarut zat warna, agar zat warna dapat diserap dengan baik oleh jaringan.
Alat dan Bahan
Alat
1.        Staining Jar
2.        Mikroskop
3.        Pinset
4.        Bunsen
5.        Casette
6.        Deck glass
7.        Pipet tetes
Bahan
1.        Sample : Slide jaringan
2.        Xylol I, II, III, IV, dan V
3.        Etanol I, II
4.        Alkohol 70%
5.        Hematoxilin
6.        HCl 0,4%
7.        Li. Carbonat 5%
8.        Eosin
9.        Aquadest / air mengalir
10.    Entellan
11.    Tissu
Cara Kerja
1.      Menggunakan alat perlindungan diri yang baik dan benar
2.      Menyiapkan alat dan bahan
3.   Lewatkan slide yang telah berisi jaringan di atas api Bunsen (jangan sampai menyentuh lidah api) untuk mencairkan paraffin disekitar jaringan
4.  Dicelupkan ke dalam dua chamber berisi xylol I dan xylol II masing-masing selama 5 menit
5.  Dicelupkan ke dalam dua chamber berisi etanol absolut masing-masing selama 5 menit
6.   Dicelupkan ke dalam alkohol 70 % selama 3 menit
7. Dialiri slide dengan air mengalir atau dicelupkan ke dalam air mengalir sebanyak 10 kali celup
8.  Dicelupkan ke dalam harris hematoxylin selama 5 sampai 10 menit
9.      Dibilas dengan air mengalir selama 5 menit
10.  Dicelupkan ke dalam litium karbonat 5 % selama 30 detik
11.  Dibilas dengan air mengalir selama 5 menit
12.  Dicelupkan kedalam eosin selama 1—2 menit
13.  Dicelupkan kedalam tiga chamber berisi etanol absolut masing-masing 10 kali celup
14.  Dicelupkan kedalam tiga chamber berisi xylol masing-masing selama 5 menit
15.  Dilakukan mounting media dengan entellan di atas objek glass dan ditutup dengan deck glass
 Hasil Praktikum
Pada Praktikum yang telah dilakukan di dapatkan hasil :





Evaluasi Hasil
1.      Mounting kotor
       Penyebab : Terlalu banyak penggunaan Entellan
2.      Pewarnaan slide hanya mengandung warna merah
Penyebab : Waktu pewarnaan dengan eosin terlalu lama atau dapat juga dikarenakan zat warna Hematoxilin sudah rusak sehingga diperlukan waktu yang lebih lama saat pewarnaan hematoxilin atau zat warna hematoxilin sudah tidak dapat mewarnai inti.


Labels:

SITOLOGI - Proses Embedding Jaringan (Laporan Praktikum)


LAPORAN PRAKTIKUM
SITOHISTOTEKNOLOGI


Nama
Rosita Budiawanty
NIM
P3.73.34.1.16.111
Judul Praktikum
Proses Embedding Jaringan
Hari, tanggal
Sabtu, 4 November 2017
Tujuan
Praktikum dilakukan dengan tujuan agar praktikan dapat mengetahui proses embedding jaringan dan untuk mempermudah pemotongan jaringan dengan ketebalan yang sangat  tipis agar dapat ditempelkan di atas slide sehingga dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop.
Prinsip
Agar dapat diamati di bawah mikroskop, jaringan harus dipotong dengan ketebalan 3 m. untuk mempermudah pemotongan, jaringan dicetak di dalam paraffin. Jaringan yang telah difiksasi masih mengandung air, sementara air tidak dapat larut didalam paraffin. Untuk itu digunakan alkohol dengan konsentrasi bertingkat untuk menarik molekul air yang berada didalam jaringan (dehidrasi).
Alkohol tidak dapat larut didalam paraffin, sehingga digunakanlah xylol sebagai perantara karena alkohol dapat larut dalam xylol dan xylol dapat larut dalam paraffin (clearing). Setelah semua air telah keluar dari jaringan (jaringan matang) ditandai dengan jaringan berwarna jernih, jaringan direndam dalam paraffin cair dengan suhu 55 — 65 . Suhu paraffin tidak diperbolehkan lebih dari itu karena dapat merusak antigen yang terdapat dalam jaringan.
Selanjutnya jaringan dipindahkan kedalam base mould yang telah diisi paraffin cair (embedding). Posisi jaringan saat dicetak harus berada ditengah, saat proses pemotongan permukaan jaringan yang akan dinilai harus menghadap kedepan dan rata (tidak terlipat)  oleh karena itu penting untuk memperhatikan posisi jaringan saat dicetak. Setelah itu ditutup dengan cassette yang sebelumnya digunakan, dan selanjutnya dibekukan dalam lemari pendingin.
Alat dan Bahan
Alat
1.        Beaker Glass
2.        Pinset
3.        Hotplate
4.        Base Mould
5.        Casette
6.        Lemari Pendingin
7.        Ice Gell Pack
Bahan
1.        Sample : Jaringan yang akan di proses
2.        Paraffin
Cara Kerja
1.     Menggunakan alat perlindungan diri yang baik dan benar.
2.   Menyiapkan alat dan bahan.
3.   Sebelum dilakukan embedding, jaringan di matangkan terlebih dahulu melalui proses dehidrasi dengan alkohol konsentrasi bertingkat dan clearing dengan xylol.
4.     Di pilih base mould yang sesuai dengan ukuran jaingan.
5.  Base mould di isi dengan paraffin cair sampai 1—2 mm menutupi permukaan base mould. (suhu base mould harus sama dengan suhu paraffin cair)
6.  Diambil jaringan dengan pinset dan letakan di dalam base mould.
(proses peletakan jaringan harus sesuai dengan sisi jaringan yang ingin diamati)
7.  Letakan base mould di atas ice gell pack, lalu tekan pelan jaringan ke dasar base mould hingga seluruh permukaan jaringan rata.
8.      Base mould diturukan dari atas ice gell pack, dan ditambahkan kembali paraffin cair hingga batas atas base mould.
9.      Base mould ditutup dengan cassette.
10.  Diamkan selama beberapa saat atau letakkan di dalam lemari pendingin untuk mempercepat proses pengerasan paraffin.
11.  Setelah paraffin sudah mengeras keluarkan blok paraffin, lalu amati dan evaluasi.
 Hasil Praktikum
Pada Praktikum yang telah dilakukan di dapatkan hasil :


Evaluasi Hasil
1.      Blok paraffin : Bolong
      Penyebab : Tidak dilakukan proses pematangan jaringan terlebih dahulu sebelum dilakukan proses embedding. Akibatnya paraffin tidak masuk ke dalam jaringan karena masih terdapat air di dalam jaringan, dan paraffin tidak dapat larut dalam air maka dari itu sebelum dilakukan proses embedding perlu dilakukan pematangan jaringan yang terdiri dari proses dehidrasi dengan alkohol bertingkat dan clearing dengan xylol. 
2.  Posisi jaringan : Posisi ditengah sudah baik, namun posisi jaringan tidak rata.
Penyebab : Kurang penekanan saat jaringan dimasukan ke dalam base mould.


Labels: