Tuesday, August 20, 2019

SITOLOGI - Pewarnaan Preparat Sitologi (Laporan Praktium)


LAPORAN PRAKTIKUM
SITOHISTOTEKNOLOGI

Nama
Rosita Budiawanty
NIM
P3.73.34.1.16.111
Judul Praktikum
Pewarnaan Preparat Sitologi
Hari, tanggal
Sabtu, 01 Oktober 2017
Tujuan
Praktikum dilakukan dengan tujuan agar praktikan dapat melakukan pewarnaan pada sediaan sitologi dari sample urine dengan metode pewarnaan giemsa dan papaniculou.
Prinsip
Sifat asam basa dari larutan yang kemudian akan berikatan dengan komponen jaringan yang mempunyai kecenderungan terhadap sifat asam ataupun basa sehingga terjadilah ikatan antara molekul zat warna dengan komponen jaringan.
Organel sel yang bersifat asam (inti sel) akan menyerap zat warna basa. sedangkan, organel sel yang bersifat basa (sitoplasma) akan menyerap zat warna asam.
Pendahuluan
Sitologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sel. Pada pemeriksaan sitologi, sel yang diperiksa dapat berasal dari exfoliasi sel yang spontan sebagai hasil dari pertumbuhan yang terus-menerus sel permukaan, dimana sel-sel yang paling atas selalu terlepas untuk diganti dengan sel yang lebih muda. Exfoliasi sel yang terjadi spontan dapat kita temukan misalnya pada: urine, dahak, cairan ascites dan cairan vagina. Sel-sel tersebut akan mengalami degenerasi bila tidak segera difiksasi. Pada saat terlepas dari jaringan, sel-sel tesebut terlepas pula dari tekanan sekelilingnya, hingga akan mengambil bentuk tertentu yang khas, yang dapat sangat berbeda dari bentu semula sewaktu masih berada dalam jaringan.
Alat dan Bahan
Alat
1.        Pot urine
2.        Gelas sedimen
3.        Sentrifuge
4.        Objek glass
5.        Deckglass
6.        Pipet tetes
7.        Mikropipet
8.        Yellowtip
9.        Rak pewarnaan
10.    Mikroskop
Bahan
1.        Urine sewaktu
2.        Larutan alkohol 96%
3.        Larutan alkohol 90%
4.        Larutan alkohol 80%
5.        Larutan alkohol 70%
6.        Larutan alkohol 50%
7.        Larutan alkohol absolute
8.        Larutan HCl
9.        Larutan Lithium
10.    Zat warna Harris Hematoxilin
11.    Zat warna Orage-G (OG)
12.    Zat warna Eosin Alkohol (EA-50)
13.    Aquadest
14.    Methanol
15.    Zat warna Giemsa
16.    Ethellen atau Lem
Cara Kerja
1.      Menggunakan alat perlindungan diri yang baik dan benar.
2.    Menyiapkan alat dan bahan.
3.      Memasukan sample urine ke dalam gelas sediment.
4.      Sentrifuge urine dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit.
5.      Mengambil sediment urine/supernatan/endapan yang terbentuk sebanyak 10 ul menggunakan mikropipet.
6.      Meletakan sediment urine diatas dua buah objek glass dan sediment urine pada objek glass diratakan dengan metode squash atau hapusan.
(Slide 1 akan dilakukan fiksasi basah dan dilanjutkan dengan pewarnaan papanicolou dan untuk slide 2 akan dilakukan fiksasi kering dengan pewarnaan giemsa).
Slide 1 (Pewarnaan Papanicolou)
1.      Setelah sediment urine pada slide 1 dibuat hapusan maka dilakukan fikasi selama 30 menit dalam larutan alkohol 96%
2.      Setelah itu, angkat slide dan mulai lakukan pewarnaan papanicolou.
3.      Celupkan slide ke dalam larutan alkohol 70% sebanyak 10 kali.
4.      Celupkan slide ke dalam larutan alkohol 50% sebanyak 10 kali.
5.      Celupkan slide ke dalam larutan aquadest sebanyak 10 kali.
6.      Masukan slide ke dalam air atau aliri dengan air selama 1 menit.
7.      Masukan slide ke dalam zat warna Harris Hematoxillin selama 5 menit.
8.      Aliri slide dengan air.
9.      Celupkan slide ke dalam larutan HCl sebanyak 1 kali.
10.  Masukan slide ke dalam air selama 2 — 3 menit.
11.  Celupkan slide ke dalam larutan Lithium sebanyak 3 kali.
12.  Masukan slide ke dalam air atau aliri dengan air selama 1 menit.
13.  Celupkan slide ke dalam larutan alkohol 50% sebanyak 10 kali.
14.  Celupkan slide ke dalam larutan alkohol 70% sebanyak 10 kali.
15.  Celupkan slide ke dalam larutan alkohol 80% sebanyak 10 kali.
16.  Celupkan slide ke dalam larutan alkohol 90% sebanyak 10 kali.
17.  Masukan slide ke dalam zat warna Orange-G (OG) selama 3 menit.
18.  Celupkan slide ke dalam larutan alkohol 95% sebanyak 10 kali.
19.  Celupkan kembali slide ke dalam larutan alkohol 95% yang lain sebanyak 10 kali.
20.  Masukan slide ke dalam zat warna Eosin Alkohol (EA-50) selama 3 menit.
21.  Celupkan slide ke dalam larutan alkohol 95% sebanyak 10 kali.
22.  Celupkan slide ke dalam larutan alkohol 95% yang lain sebanyak 10 kali.
23.  Celupkan slide ke dalam larutan alkohol absolute sebanyak 10 kali.
24.  Celupkan slide ke dalam larutan alkohol absolute yang lain sebanyak 10 kali.
25.  Masukan slide ke dalam Xylol I selama 1 menit.
26.  Masukan slide ke dalam Xylol II selama 1 menit.
27.  Masukan slide ke dalam Xylol III selama 1 menit.
28.  Keringkan slide dengan cara memiringkan slide selama beberapa saat sampai sediaan benar-benar kering.
29.  Setelah slide kering, lakukan mounting dengan cara meletakan etillen atau lem diatas slide lalu segera tutup dengan cover glass.
30.  Ratakan permukaan slide menggunakan pinset sehingga tidak terdapat gelembung udara pada slide.
31.  Setelah kering, baca slide dengan mikroskop.
Slide I1 (Pewarnaan Giemsa)
1.      Slide 2 yang telah berisi hapusan sediment dilakukan fiksasi kering dengan cara diangin-anginkan atau didiamkan pada suhu ruang selama beberapa saat.
2.      Setelah sediaan benar-benar kering, maka dilakukan pewarnaan Giemsa dengan masukan slide 2 ke dalam larutan methanol dan diamkan selama 5 menit.
3.      Setelah itu, masukan slide ke dalam zat warna giemsa dan diamkan selama 5 — 15 menit.
4.      Keringkan slide dengan cara memiringkan slide selama beberapa saat sampai sediaan benar-benar kering.
5.      Setelah slide kering, lakukan mounting dengan cara meletakan etillen atau lem diatas slide lalu segera tutup dengan cover glass.
6.      Ratakan permukaan slide menggunakan pinset sehingga tidak terdapat gelembung udara pada slide.
7.      Setelah kering, baca slide dengan mikroskop.
 Hasil Praktikum
Pada Praktikum yang telah dilakukan di dapatkan hasil pengamatan mikroskopis seperti :

Kesimpulan
Setelah dilakukan praktikum pada sampel urine dengan pengamatan mikroskopis ditemukan sel epitel gepeng :  sel superfisial, sel intermediet, dan sel parabasal.

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home