PARASITOLOGI - Morfologi, Daur Hidup, dan Perilaku Nyamuk
Morfologi, Daur Hidup, dan Perilaku Nyamuk
Taksonomi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Famili : Culicidae
Genus : Anopheles, Culex, Aedes, Mansonia
Morfologi
- Ukuran : 4 – 13 mm
- Kepala : Memiliki proboscis yang halus dan panjang
- Proboscis :
Betina : alat untuk menghisap darah
Jantan :
alat untuk menghisap bahan cair (cairan tumbuhan, buah-buahan dan keringat)
- Palpus terdiri dari 5 ruas
- Memiliki sepasang antena terdiri dari 15 ruas
Betina
(pilose) : jarang
Jantan
(pulmose) : berambut lebat
Nyamuk dapat hidup sampai ketinggian
4200 meter di atas permukaan laut (khasmir) dan sampai 115 meter di bawah
permukaan laut.
Sebagian besar toraks yang tampak (mesonotum), diliputi bulu halus yang
berwarna putih atau kuning dan membentuk gambaran yang khas untuk masing-masing
spesies.
Posterior dari mesonotum terdapat skutelum yang pada anophelini bentuknya
melengkung (rounded) dan pada culicini membentuk tiga lengkungan (trilobus).
Abdomen berbentuk silindris dan terdiri atas 10 ruas. Dua ruas terakhir berubah menjadi alat kelamin.
Mempunyai tiga pasang kaki (heksapoda) yang melekat pada toraks dan tiap kaki
terdiri atas 1 ruas femur, 1 ruas tibia, dan 5 ruas tarsus.
Sayap
nyamuk panjang dan langsing, mempunyai vena yang permukaannya ditumbuhi
sisik-sisik sayap (wing scales) yang letaknya mengikuti vena.
Pada pinggir sayap terdapat sederetan rambut yang disebut umbai (frige).
Perbandingan Morfologi
Siklus Hidup
Telur - Larva - Pupa - Dewasa
Perilaku nyamuk
✘ Nyamuk jantan menghisap sari buah-buahan dan tumbuhan.
✘ Nyamuk betina menghisap darah untuk proses pembentukan telur yang memerlukan protein.
✘ Berdasarkan hospesnya, nyamuk betina dibedakan menjadi:
- Zoofilik
- Antrofilik
- Antrozoofilik
Berdasarkan tempat tinggalnya, :
- Endofilik
- Eksofilik
Berdasarkan waktu penghisapannya :
- Night-biters
- Day-biters
Berdasarkan tempat penghisapannya:
- Endofagik
- Eksofagik
Pada
prinsipnya, nyamuk menyukai warna gelap cahaya terang, sesuatu yang merangsang
bau, misalnya CO2 , asam amino serta suhu hangat yang lembab
Referensi
Gandahusada, Srisari. dkk. 1998. Parasitologi Kedokteran Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Labels: Paper, parasitologi
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home